Sinopsis dan Review Film Drama Keluarga Yes Day

Drama Keluarga Yes Day – Hidup Allison berubah setelah dikaruniai tiga buah hati. Kehidupannya yang menyenangkan dragon hatch 2 dengan banyak “Yes!” di mana-mana, harus berubah dengan “No!” di hampir setiap saat. Sikapnya ini meninggalkan kesan menyebalkan untuk anak-anaknya, baik Katie, Nando atau Ellie. Julukan diktator pun disandang Allison begitu saja.

Hingga suatu hari, keluarga mereka, Allison dan Carlos, merasa harus memperbaiki hubungan dengan anak-anak. Mereka setuju untuk melakukan Yes Day. Dengan aturan mendasar yang sudah disetujui, selama satu hari tidak ada kata “No!” dari orangtua karena semuanya harus “Yes!”

Bisakah keluarga Torres bekerja sama rujak bonanza membuat Yes Day yang tidak terlupakan? Film drama komedi keluarga yang dibintangi JenniferGarner dan Edgar Ramirez ini adalah salah satu tontonan yang bisa dinikmati bersama orang-orang di rumah. Namun, sebelum menontonnya, sinopsis dan ulasannya di bawah ini mungkin bisa menjadi sedikit ‘panduan’. Yakin tidak penasaran?

Allison (Jennifer Garner) dan Carlos (Edgar Ramirez) dipertemukan oleh takdir sebagai pasangan yang senang sekali mengatakan “Yes!” untuk banyak hal. Mereka penuh semangat dan optimis melakukan apa pun. Keduanya lantas menikah dan hidup bahagia dengan kehadiran buah hati. Namun, sejak itu “No!” berubah jadi “Yes!” baru untuk mereka.

Semua yang dilakukan anak-anak mereka, tingkah menggemaskan dan rasa ingin tahu ditanggapi dengan “No!”. sebab “No!” adalah jawaban, bagian dari pekerjaan, dan cahaya. Setidaknya mereka bisa bilang kata itu sebanyak 50 kali dalam sehari.

Setiap pagi, Allison harus menghadapi dan mengurus tiga buah hatinya, yaitu Katie (Jenne Ortega), Nando (Julian Lerner) dan Ellie (Everly Carganilla). Dibanding Carlos yang lebih santai, Allison tampak menjadi ibu yang serius untuk ketiga buah hari mereka. Suatu hari anak tertua mereka, Katie yang berusia 14 tahun ingin sekali pergi ke festival musik, Carlos mengizinkan tapi Allison tidak. Katie hanya boleh pergi jika Allison ikut.

Hari itu Allison menghadiri wawancara kerja, tapi dia gagal karena tidak memenuhi kriteria. Carlos juga tidak kalah disibukkan dengan urusannya di kantor. Di tengah aktivitas masing-masing, keduanya masih sempat datang ke sekolah saat guru Katie dan Nando memanggil mereka secara khusus. Semua karena Haiku yang ditulis Katie dan tugas video sejarah yang dibuat Nando punya kemiripan tema.

Tema yang mereka angkat adalah soal ‘kekejaman’ Allison sebagai ibu. Dalam video yang Nando buat, anak itu bahkan menyamakan sang ibu dengan Hitler. Nando menyebut Allison sebagai diktator. Allison meresa dipermalukan di depan kedua guru tersebut. Saat keduanya berdebat di kantin sekolah yang sudah tutup, secara mengejutkan Mr. Deacon (Nat Faxon) menyela mereka.

Mr. Deacon adalah pembimbing konseling Katie dan Nando sekaligus guru olahraga dan pelatih sepak bola. Deacon bercerita bahwa dirinya punya enam orang anak dan akan dengan senang hati berbagi satu rahasia pengasuhan yang berhasil diterapkan di keluarganya. Deacon mengatakan bahwa dia dan keluarga, terutama anak-anaknya punya ‘Yes Day’.

Pak guru itu lmelanjutkan menjelaskan bahwa ‘Yes Day’ adalah satu hari spesial, ketika selama 24 jam, orangtua mengatakan ‘Yes” untuk semua yang anak-anak mau. Mendengar itu Allison tertawa tapi Carlos terlihat antusias. Deacon melanjutkan bahwa ‘Yes Day’ berjalan dengan aturan dasar. Dia mengatakan bahwa dengan ‘Yes Day’ orangtua bisa memberi kebebasan dan kemandirian pada anak-anak, sekaligus membebaskan orangtua.

Semoga kalian semua menyukai Artikel ini smith-777.com